JEMBATAN LANCANG

Jembatan Lancang tidak mengartikan yang seburuk dari kata Lancang, Lancang sendiri itu merupakan tempat atau wilayah dari Keluruhan Teluk Sekuni Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan. Di Wilayah Lancang banyak terdapat perkebunan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tambelan, salah satunya adalah perkebunan cengkeh, selain itu terdapat jalur aliran pipa air yang menuju wilayah Kelurahan Teluk Sekuni, aliran pipa air ini awalnya adalah dari Pembangunan PNPM-MPd tahun 2008, kemudian di kembangkan Pemerintah Kelurahan dengan dana bantuan Pemerintah Daerah yang pengelolaannya berhasil sampai sekarang.


Mengingat kebutuhan masyarakat serta untuk mempermudah perjalanan masyarakat menuju perkebunan, Pemerintah Kelurahan Teluk Sekuni mengajukan usulan di Musyawarah Antar Desa (MAD Prioritas Usulan) untuk Pembangunan Jembatan Lancang di tahun 2013, usulan ini mendapatkan Prioritas, ditetapkan Pendanaan melalui MAD Penetapan, dengan anggaran Pembangunan Jembatan Lancang sebesar Rp. 290.633.000,- dan swadaya masyarakat sebesar Rp. 4.169.000,-

Pembangunan Jembatan Lancang ini tidaklah mudah, karena letaknya cukup jauh, maka harus menggunakan perahu motor laut untuk mengangkut barang/bahan. Selain itu masyarakat juga harus turun ke rawa-rawa untuk memasang pancang dan juga berendam di laut. Tetapi karena gigih dan niat untuk membangun desa, itu tidak menjadi halangan.

Tim Pengelola Kegiatan (TPK) Kelurahan Teluk Sekuni, yang merupakan satu-satunya Ketua TPK dari kalangan perempuan di Kecamatan Tambelan, Siti Atikah selalu memantau perkembangan pekerjaan di lapangan, selalu ada di lapangan dan siap menanggung resiko termasuk mencari dana dari pihak ketiga apabila pencairan dana dari PNPM-MP terlambat.

Ketua TPK selalu konfirmasi dengan Fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan, selain memberikan laporan kegiatan juga konfirmasi untuk kelengkapan administrasi apa yang harus dipersiapkan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada masyarakat.

Hasil pembangunan Jembatan Lancang ini sangat memuaskan masyarakat, hal ini terbukti dari antusiasnya masyarakat mengikuti Musyawarah Pertanggungjawaban untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembangunan, dan akhir dari kegiatan ini telah dilakukan Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) yang diterima oleh masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANTUN TEPUNG TAWAR

YMAIL.COM..Y7MAIL.COM...ROCKETMAIL.COM

MIE REBUS, MIE KUAH ATAU MIE LENDIR