PLN DI DEMO
PLN Tanjungpinang kembali di datangi massa berbagai kalangan, dari massa partai politik, politikus (anggota dewan), cendikiawan, tokoh masyarakat, tidak ketinggalan juga ibu-ibu. Demontrasi kali ini adalah lanjutan dari demo pertama, yang mana pada demo pertama PLN berjanji akan melakukan pemadaman bergilir selama 2 jam dalam sehari, namun dalam kenyataan hanya berlangsung beberapa minggu kembali PLN melakukan pemadaman selama 3 jam, bahkan ada yang lebih denga alasan mesin sakit (rusak).
Demo kali ini, kembali masyarakat menuntut PLN untuk tidak melakukan pemadaman bergilir lagi, tapi harapan itu sepertinya jauh sekali. Pemprov Kepri yang berusaha membantu dengan mengikuti lelang pengadaan mesin pembangkit ternyata keoq di negeri sendiri (sungguh ironis), mesin pembangkit sewaan yang katanya dari Singapore pun tidak dapat memberikan jaminan Ibukota Prov, Kepri akan terang benderang, karena kapasitas mesin yang kurang dan harus juga dibantu dengan mesin-mesin tuek (sudah sangat tua, karena sakitan melulu….terlalu), dan apabila salah satu mesin tuek ini kembali tersunggkur maka pemadaman bergilir kembali lagi (kata orang PLN-nya).
Disinilah lemahnya negeri yang hanya mengandalkan PLN sebagai sumber listrik satu-satunya, sebagai bukti kekuasaan, PLN menunjukkan tajinya dengan melakukan pemadaman hampir lebih 8 jam selama demo berlangsung (acungan jempol buat PLN !), pemerintah mungkin sudah seharusnya membuka pintu untuk investor membangun pembangkit listrik dan berkata “Get out PLN”. Dan tidak perlu jauh-jauh mencari contoh, cukup melihat daerah wisata Lagoi di Bintan yang tidak terpengaruh dengan PLN, apalagi PDAM, pariwisata tetap jalan.
Demo kali ini, kembali masyarakat menuntut PLN untuk tidak melakukan pemadaman bergilir lagi, tapi harapan itu sepertinya jauh sekali. Pemprov Kepri yang berusaha membantu dengan mengikuti lelang pengadaan mesin pembangkit ternyata keoq di negeri sendiri (sungguh ironis), mesin pembangkit sewaan yang katanya dari Singapore pun tidak dapat memberikan jaminan Ibukota Prov, Kepri akan terang benderang, karena kapasitas mesin yang kurang dan harus juga dibantu dengan mesin-mesin tuek (sudah sangat tua, karena sakitan melulu….terlalu), dan apabila salah satu mesin tuek ini kembali tersunggkur maka pemadaman bergilir kembali lagi (kata orang PLN-nya).
Disinilah lemahnya negeri yang hanya mengandalkan PLN sebagai sumber listrik satu-satunya, sebagai bukti kekuasaan, PLN menunjukkan tajinya dengan melakukan pemadaman hampir lebih 8 jam selama demo berlangsung (acungan jempol buat PLN !), pemerintah mungkin sudah seharusnya membuka pintu untuk investor membangun pembangkit listrik dan berkata “Get out PLN”. Dan tidak perlu jauh-jauh mencari contoh, cukup melihat daerah wisata Lagoi di Bintan yang tidak terpengaruh dengan PLN, apalagi PDAM, pariwisata tetap jalan.
Sungguh terlalu !!!!!
BalasHapusmazpram ikut demo ya?????
BalasHapus