Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2010

MASIH DIBOHONGI

Kata petinggi PLN Tanjungpinang pada tanggal 17 Januari 2010, krisis listrik sudah dapat teratasi, pemadaman bergilir yang dari semula 3-5 jam (keterlaluan) dapat ditekan menjadi 2 jam (masih tetap mati ) namun kenyataan di lapangan hanya ucapan manis dibibir, jadwal pemadaman bergilir 3 jam masih diumumkan di media massa. Kontraktor yang menang tender punca masalah, mesin pembangkit yang disewa masih belum sampai ditempat, dan ini jelas sekali PLN dengan menyalahkan kontraktor karena keterlambatan ini, bentuk sanksi dari keterlambatan ini seperti apa, hanya PLN pusat yang tahu, kalau berupa uang, sangat menguntungkan PLN, sedangkan masyarakat tetap menikmati pemadaman. Demontrasi yang kemaren seharusnya sekarang ini dilakukan setelah janji PLN tanggal 17 Januari 2010 ini tidak terlaksana, dan tuntutan demo pun jelas, termasuk boikot pembayaran listrik atau bahkkan class action seperti yang disarankan Gubernur Kepri.

TINGGAL PAJANGAN

Gambar
Beberapa tahun yang lalu niat Pemerintah Kota untuk menambah keindahan kota patut di acungi jempol, mungkin untuk tidak dikatakan ketinggalan dalam perkembangan era digital, proyek billboard pun diadakan. Dan akhirnya dibangun 2 billboard yaitu di Jalan Hang Tuah (pinggir laut) yang selalu ramai dilalui masyarakat juga turis asing dan Jl. Tugu Pahlawan. Awal berdiri dapat disaksikan tulisan-tulisan dengan warna dan animasi gerakan yang cantik apalagi bila dilihat pada malam hari. Dan keindahan itu dapat disaksikan dengan waktu yang tidak lama. Sekarang ini, billboard yang dibangun hanya sebagai pajangan di jalan, tidak ada animasi tulisan yang keluar, alias mati total. Entah apa penyebabnya, mungkin PLN yang byar pret, atau kondisi billboardnya yang rusak. Namun proyek yang menghabiskan dana puluh an atau bahkan ratusan juta ini sangat disayangkan berdiri kokoh begitu saja sebagai pajangan kota. Seharusnya dengan proyek digital ini, pemerintah kota mempunyai banyak kesempatan untuk mem

CAT POHON

Gambar
Akhir tahun 2009, Pemerintah Kota Tanjungpinang membuat kota Tanjungpinang semakin indah dan menarik dengan mengecat pohon-pohon yang berada di pinggir laut dan juga taman-taman disekitar kota yang dapat dilihat orang bila melewatinya. Dari yang batang pohonya kecil sampai batang pohonnya besar. Pohon yang dicat dengan 3 warna yaitu, hijau, hitam dan orange ini tidak tahu apa makna dibalik warna tersebut. Namun proyek pengecetan yang dilakukan di akhir tahun ini menimbulkan pertanyaan, karena selain menghabiskan dana jutaan (puluhan juta sampai tidak ya?????), juga dipertanyakan untuk apa pohon dicat yang dilakukan menjelang akhir tahun. Sehingga sempat terpikir hanya untuk menghabiskan anggaran. Yang lebih menimbulkan keheranan lagi, untuk dana pengecetan pohon yang jutaan rupiah ini dapat terlaksana namun bantuan untuk olahraga tidak ada, dengan alasan dana bantuan olahraga sudah habis. Akan tetapi diambil sisi positifnya, demi keindahan kota tidak mengapa menghabiskan puluhan juta r

BERUBAH JADI UNIVERSITAS NEGERI

Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Provinsi Kepulauan Riau mengalami perubahan yang cukup drastis. Hanya dalam waktu 2 tahun dan pada tanggal 16 Januari 2010 telah diserahkan aset kampus kepada Departemen Pendidikan Nasional dan UMRAH pun berubah menjadi Universitas Negeri. Walaupun belum terdengar atau selentingan sepak terjang alumni UMRAH di masyarakat, namun perjuangan untuk menegerikan kampus patut di acungi jembol. Bisa dibayangkan bagaimana para pejabat atau elite pejabat memeras otak, berkorban waktu dan sudah tentunya dana. Untuk pendiriannya saja sudah habis ratusan juta, apalagi berjuang untuk menjadikan kampus negeri dalam waktu singkat 2 tahun. Sebagai warga Kepri, sudah seharusnya kita berbangga kepada para pembesar kepri yang sudah berjuang mewujudkan impian mendirikan kampus negeri, sehingga kampus UMRAH dapat diminati masyarakat kepri dan luar kepri.

PLN DI DEMO

Gambar
PLN Tanjungpinang kembali di datangi massa berbagai kalangan, dari massa partai politik, politikus (anggota dewan), cendikiawan, tokoh masyarakat, tidak ketinggalan juga ibu-ibu. Demontrasi kali ini adalah lanjutan dari demo pertama, yang mana pada demo pertama PLN berjanji akan melakukan pemadaman bergilir selama 2 jam dalam sehari, namun dalam kenyataan hanya berlangsung beberapa minggu kembali PLN melakukan pemadaman selama 3 jam, bahkan ada yang lebih denga alasan mesin sakit (rusak). Demo kali in i, kembali masyarakat menuntut PLN untuk tidak melakukan pemadaman bergilir lagi, tapi harapan itu sepertinya jauh sekali. Pemprov Kepri yang berusaha membantu dengan mengikuti lelang pengadaan mesin pembangkit ternyata keoq di negeri sendiri (sungguh ironis), mesin pembangkit sewaan yang katanya dari Singapore pun tidak dapat memberikan jaminan Ibukota Prov, Kepri akan terang benderang, karena kapasitas mesin yang kurang dan harus juga dibantu dengan mesin-mesin tuek ( sudah sangat tua,